Thursday, March 03, 2011

Nilai Seikat Kembang


Nilai Seikat Kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan umum.
Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan.
Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu berkata, "Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!"
Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda  setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.
Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha
tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata,
"Saya Ny. Steven.  Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda.  Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya.  Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda.  Saya ingin  memanfaatkan sisa hidup saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya."
"O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya, sebelumnya saya minta maaf kepada Anda.  Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda." jawab pria itu.
"Apa, maaf?" tanya wanita itu dengan gusar.
"Ya, Nyonya.  Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya, orang
mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat
kembang.
Karena itu,  setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih. Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, Nyonya,"  jawab pria itu. Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.
Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan. "Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya?  Saya  Ny. Steven.  Saya dating untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang sudah  meninggal.
Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut bahagia.
Sampai saati ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!" Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan.
Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong diri sendiri.
***
(re-write : Laris Naibaho—dari  milis tetangga.)

Monday, September 25, 2006


(Dang begeonku be Inong,
soara mi da inangku,
turi-turian nama di au da Inong
di au boru siampudanmon)

Anggo si sitta-sitta ni si Amen boru Nai baho Sianipar on, penyanyi hian do. Alai songon ni dok ni Umpama :
Dang si manuk manuk
sibottar andora
dang sitodo turpuk
si aut lomo niroha

Ai ikkon jalo do turpuk. Alai manang boha pe nunga tu mabo ra mambuka Bank Perkereditan Rakyat,ate?

Lasmina Naibaho : Bangkit Dan Trus Berkibar


Tak ada kata menyerah untuk Lasmina Boru Naibaho ini. Dia gigih dan trus mengembangkan bakatnya sebagai seorang disainer dan penjahit. Tak ayal, kini para penikmat mode memburunya, agar tidak ketinggalan. Sudah bagus murah pula, dan tidak jarang untuk warga Naibaho dohot Boruna se-Jabodetabek diberinya potongan harga sampai 50 %.

Ingin menghubunguninya?

Saturday, September 23, 2006

Silent is golden

Tumagon pinasip...!

Halak hita, on masahit na umbalga. Balga hian. Nunga dang ro, hata na sohata. Nunga dang manuppakhi, marungut-ungut. Gabe adong ma umpama mandok :

" Horboni Silalahi,
Marjappal tu balian.
Molo soadong roha,
godang do sidalian"

Jadi songon ni dok ni si bottar mata ma tapeot " Silent is golden" .

Monday, September 18, 2006

Nostalgia Pesta Bona Taon ni Raja Naibaho

Joy Tobing, artis yang sangat dekat dengan warga Raja Naibaho.

Naeng manortor do nian roha, alai lupa mamboan ulos. Soara ni gondang pe nunga lam dao sian sipareon, ai songon na tumabo do mar dangdut. Dang duuttt...! Holan tingki songon on nama mago arsak ni roha. Jadi tajogethon ma.

(lupa pe akka nalupa
lupa sude sian roha
anggo tungi, tung so lupa doi
di hasonangan si na ujui...)
***

Sunday, September 17, 2006

Berita Duka Cita

Telah Berpulang Ke Rumah Bapa di Sorga
Mengadat Pitten Arsinar Naibaho
(Amani Bintang)
Lahir 15 Agustus 1934
di Huta Boho, Pangururan, Samosir
Meninggal, Sabtu 16 September 2006 pukul 07.00 di RS TNI AL Minto Harjo
***

Wednesday, September 13, 2006

Onan Pangururan


Ikan teri
Anggir
Ikan pare
dohot sude na porlu manguduti ngolu, rade do di Onan Pangururan, Samosir.

Datanglah...
Di si adong do par rengge-rengge
Boru Naibaho
Boru Simbolon
Boru Sitanggang
Boru Nadeak
Boru Simalango
Boru Marbun
Boru Situmorang
Boru Hutagalung
Boru Simarmata
Boru Simanjorang

Unang lupa hamu,
adong di si...
mi gomak
pahul-pohul
godok-godok

dohat akkan si panganon nasing. Alai molo naeng manuhor-nuhor di si, ikkon boanonmu mu ma hepeng kontan, unang Kartu Kredit manang Cheque.

Ro ma hamu da...!

Thursday, September 07, 2006

Tano Ponggol


Di si adong sibahut,
mengincir pora-pora,
siburissak marende-ende
songon i nang dekke mas.

Molo malungun ho,
ro maho tu si
martollu-tollu sian jambatan
tu aek na mian di toru.

Di ingot ho dope
andorang mandadap-dadap
di batu - batu.
Dapot pora-pora
dohot haruting manang dekke jahir.

Molo masihol ho
ro maho tusi...
Engkau Berminat, Susul Aku

Hartamu,
Pangkatmu,
Jabatanmu,
Kekakasihmu
dan
Segala produk made in dunia
yang bisa menyilaukan
yang menggiurkan,
Yang mungkin bisa memabukkanmu
Menjadikanmu sombong,
Menjadikanmu angkuh,
atau bahkan dirimu bisa melupakan Penciptamu,
atau sebutlah yang bisa mendorongmu untuk bisa berbuat kebaikan...

Tapi semua itu hanya
Dan hanya sekejab,
yang tidak kekal...
yang habis oleh karat dan dimakan rayap,
Tapi kuberitahu padamu, semua yang tidak kekal di dunia, di sini kekal adanya...
Asalkan...asalkan Engkau setia menjadi pelayan-Nya...
Dengan menjadi pelayannya,
Engkau akan senyum, gembira,
Penuh nyanyian dan pujian...
Dan itulah yang kurasakan kini
Berminat?Ikutlah denganku.
Bagai berada di buih Ombak



Betapa nyaring petikan gitar di hatimu,
menyiratkan kerinduan yang tak mengenal lelah.
Ketika matamu terkatup, aku ada di sana…
Ketika bibirmu mengering aku mengalir di sana,
Dan ketika asamu terbentur, aku hadir membangkitkan jiwamu…

Di antara hati,
tak ada antara.
Di dua tubuh juga tak ada antara,
Ketika yang pertama, adalah segalanya
tidak ada antara, antara kedua, antaraketiga apalagi
antara yang terakhir…
Jiwamu bagai berada di buih ombak,
Asamu berkecamuk antara fantasi dan realita,
di manakah jiwamu berada kini?

KONSPIRASI

Konspirasi





Jiwaku tersesat
Ntah ke mana…
Aku pun curiga kepada tubuhku,
Mungkinkah
keduanya bersekutu,
Melelapkanku pada asa yang tak tergapai ?
Daaa…




Kuburan adalah pintu untuk kembali
Peti adalah selimut dalam perjalanan
dari debu ke debu
dari tanah ke tanah
Dari mana aku datang ke sanalah aku kembali.

Jangan tangisi aku, usaplah air matamu
Kulumlah bibirmu dan tersenyumlah.

Bila ada waktu untuk mengingatku,
lalukan aku…
Jika melintas kerinduan di hatimu,
lenyapkan aku.

Aku adalah bayang-bayang kehidupanmu,
yang tidak pernah ada…
dan kini telah tiada.

Kumiliki Dirku Untukku

Kumiliki Diriku, Untukku

Aku milikkku,
dan bukan milik siapa-siapa…
Kendati aku ada, tetapi sebenarnya tidak pernah ada.

Aku hanyalah sebuah catatan perlintasan sejarah
yang tidak memiliki siapa-siapa, dan bukan milik siapa– siapa…
Oleh karenanya, aku tidak berhak dipilih,
pun tidak berhak memilih siapa untuk kumiliki…

Jadi, jika aku tiada, karena memang tidak pernah ada,
biarlah tidak ada pada siapa-siapa.
biarlah…
biarlah…biarlah aku tidak ada, dan menuju ketiada-an.

Izinkan Aku Pergi

Izinkan Aku Pergi


Izinkan aku pergi,
karena aku bukan milikmu…

Izinkan aku pergi anakku,
karena aku bukan ayahmu…

Izinkan aku pergi ibu,
karena aku bukan putramu…

Izinkan aku pergi ayah,
karena aku bukan anakmu…

Izinkan aku pergi adik,
karena aku bukan Abangmu…

Izinkan aku pergi Abang,
karena aku bukan adikmu…

Izinkan aku pergi Kakak,
karena aku bukan saudaramu…

Izinkan aku pergi sobat,
karena aku bukan sahabatmu…

Izinkan aku pergi kekasih,
karena aku bukan pacarmu…

Izinkan aku pergi sayang,
karena aku bukan tunanganmu…

Siapa aku bagimu?

(Dalam kesepian dan kesunyian diri,
kutanya siapakah aku bagi dirimu ?)