Tuesday, July 18, 2006

Ketua Umum Raja Naibaho : Jayalah Naibaho


“Tidak seorang pun janin yang ada dalam kandungan bisa merencanakan dia kelak jadi apa, bila sudsah menjadi manusia” ujarmu tegas.

Roman wajahmu tampak garang, tapi hatimu demikian lembut, selembut salju di pegunungan Himalaya, manakala diskusi sudah menyangkut kehidupan, dan terutama jika menyangkut marga Naibaho di Jabodetabek, yang engkau kini jadi Ketua Umumnya.

Pantas saja, Sulastri Boru Gultom yang lahir 17 Mei 1958 dan engkau persunting 26 tahun yang lalu, selalu setia mendampingimu, kemanapun kakimu melangkah, tanpa merasa lelah apalagi terbeban. “ Hidup adalah sebuah ceritera. Dan jika saya kini menjadi Ketua Umum Raja Naibaho se-Jabodetabek, adalah sebuah ceritera yang tepatnya menjadi sebuah sejarah kelak dalam perjalanan kehidupan Raja Naibaho,” jelasmu ke Panuturi, menjelang senja di Jl.Barkah No.49.

Lalu, betapapun pergulatan memperjuangkan kehidupan antara getir dan sukacita, telah berbuah indah. Buktinya, anak sulungmu Manuntun Parsaoran Naibaho bisa menimba ilmu di Selandia Baru. Adiknya Jahones tak kalah gesitnya mengupas segala macam hukum di Universitas Trisakti. Dan harapanmu ke si bungsu, Sarah boru Naibaho, sebentar lagi akan terwujud, karena kini dia amat asyik menekuni sekolahnya di SMA Negeri 6.

“Bangkitlah Naibaho,” cetusmu. Karena dalam hatimu yang paling dalam, sangat ingin melihat marga Naibaho sejajar bahkan jika mungkin melebihi marga lain yang lebih dulu telah maju. “Tak ada yang mustahil, jika kita berupaya,” tambahmu.

Obsesimu kini, meski usiamu sudah 51 tahun, karena engkau lahir 5 Juni 1955, adalah membuat bagunan adat-istiadat sesuai zaman. “Banyak yang harus diupdate, agar bisa mengikuti zaman,” tegasmu. Karena itulah, sebagai Ketua Umum, engkau tidak ragu-ragu untuk memberi kesempatan keapda setiap insan Naibaho yang berpotensi untuk jadi Raja Parhata. “Jayalah Naibaho,” ujarmu menutup uraianmu…

No comments: