Wednesday, July 19, 2006

Ader Naibaho : Jatuh Cinta sama Bajaj


Suka Banget menonton Bajaj Bajuri

Sang Kapolri, Sutanto, boleh saja dia menolak namanya dipanjangkan menjadi SUmatera TANpa Togel, dan membasmi habis istilah bento di seluruh benak orang Batak. Tetapi, adakah yang bisa menghambat rumus seorang Ader, untuk membeli bajaj dari pertarungan di meja bundar untuk menentukan siapa di jagad DKI menjadi penyandang gelar ahli bento?

Delapan minggu kali tiga jete sama dengan 24 jete, dan itu berarti sama dengan harga sebuah bajaj. Jadi jangan lalu terheran-heran jika di garasinya bertengger si merah, dan lalu menuduhnya hasil dari hehehe sebagai pegawai Departemen Keuangan. Ndaklah yauuu…

Maka meranalah kau pria kelahiran Tanjung Bunga akibat ulahnya si Sutanto, karena kecuali tak dapat hepeng dari bento lagi, cita rasa RW ibu Menado pun lenyap dari lidahmu yang memang sangat doyan RW…guk…gukguk.

Oiya, kendati usiamu sudah di atas 50, gayamu masih seperti ABG. Dan hehehe… nomor piga tahe nomor hanphone ni si Diah Pitaloka. Ai, hubege songon na lomo roham manonton Bajaj Bajuri. Unang da…Tapi, gini lho, usah hitung-hitungan mar sms dengan sesama saudara. Soalnya sudah lama banget ente tak meng sms saudara-saudara kita. Nasian bondar i do tu galung i. Baenma, marsiattusan do hita. Istilah Victor Itorosky, “ Bisakah Berbuat Jahat untuk Tujuan Baik?” Hayaa...
Ah, nantilah hal itu kita diskuksikan, karena hanya orang dewasa yang pantas mendiskusikannya. Jadi, kapan kita seminarkan hal itu?

No comments: